Sabtu, 03 Maret 2012

SEPULUH GELAR BUDDHA

  1. Buddha : Artinya orang yang telah mencapai tingkat kesadaran sempurna, yakni memiliki prajna (kebijaksanaan) yang sangat agung dan mencakup hakekat kehidupan jiwa dan alam semesta raya.
  2. Tathagata (Nyorai) : Tatha (Nyo) berarti waktu sekejap-sekejap, Gata (Rai) berarti datang. Maksudnya, gerakan jiwa Buddha itu sekejap-sekejap bersatu padu dengan jiwa alam semesta. Dengan kata lain istilah ini juga berarti seorang Buddha telah menyadari jiwa kekal abadi.
  3. Sammyaksambuddha (Syohenci) : Artinya prajna Sang Buddha menerangi seluruh umat manusia secara adil dan merata. Dalam arti yang lebih luas berarti prajna Sang Buddha mencakup seluruh alam semesta.
  4. Purusadamyasaranthi (Jogojobu) : Artinya Sang buddha memiliki kekuatan yang amat besar untuk mengendalikan dan memina seluruh umat manusia maupun mahluk hidup. Pengendalian dan pembinaan yang dimaksud disini bukan saja ditujukan kepada mahluk lain, tetapi juga untuk mengendalikan sifat iblis yang terdapat dalam jiwa diri sendiri. 
  5. Sugata (Zensei) : Su (Zen) berarti baik, Gata (Sei) berarti pergi. Jadi secara harafiah istilah ini berarti pergi ke tempat yang baik. Maksudnya, memutuskan segala hawa nafsu dan mencapai suasana jiwa kesadaran Buddha. Dalam hal ini sebenarnya bukan memutuskan hawa nafsu melainkan merubah atau meningkatkan mutunya agar berguna dalam usaha membahagiakan orang lain.
  6. Vidyacaranasampanna (Myogyosoku) : Artinya Sang Buddha mempunyai prajna yang sanggup melihat jelas ketiga masa yaitu : masa lampau, masa sekarang dan masa akan datang. Prajna Sang Buddha ini akan semakin bertambah kecemerlangannya dalam pelaksanaan penyelamatan umat manusia di tengah masyarakat, dan prajna ini tidak terbatas pada bidang rohaniah saja, melainkan mencakup segala bidang kehidupan manusia seperti : sosial, budaya, politik, ekonomi, ilmu pengetahuan, penndidikan dan sebagainya.
  7. Lokavid (Sekenge) : Secara harfiah istilah ini berarti mengenal masyarakat. Sebagaimana telah diuraikan diatas, Sang Buddha bukan saja mengenal filsafat yang mendalam tentang hakekat kehidupan alam semesta dan jiwa, tetapi juga mengetahui dan memahami segala persoalan yang ada dalam masyarakat. Beliau sanggup memberi jawaban yang paling tepat atas segala masalah yang ada dalam masyarakat dan beliau sendiri sanggup mengamalkan petunjuk-petunjuk yang diberikannya. Itulah sebabnya Sang Buddha adalah orang yang paling mengenal masyarakat.
  8. Sastadevanammanusyanam (Tenninsyi) : Secara harfiah istilah ini berarti guru dari dewa dan manusia. Maksudnya Sang Buddha adalah seorang manusia yang dapat membimbing segala lapisan masyarakat, dari para pimpinan negara hingga rakyat jelata. Tetapi ini bukan berarti Sang Buddha memaksa orang-orang untuk menjadi pengikutnya, melainkan kepribadian dan kemampuan Sang Buddha dengan sendirinya menimbulkan rasa segan dan simpati pada setiap orang.
  9. Arhat (Ogu) : Secara harfiah beratri orang yang memenuhi syarat untuk menerima sumbangan dari orang-orang yang berada dalam Dunia Surga dan Dunia Manusia. Yang dimaksud dengan memenuhi syarat disini adalah perilaku Sang Buddha dengan sendirinya mendapat dukungan dan simpati setiap orang.
  10. Lokanathati (Seson) : Artinya orang yang paling dihormati di dunia ini. Sang Buddha memiliki Maitri Karuna (welas asih) yang amat luhur serta kekuatan untuk menyelamatkan seluruh umat manusia, maka dengan sendirinya beliau dicintai dan disegani oleh seluruh umat manusia.
10 PERUMPAMAAN TENTANG KEUNGGULAN SADDHARMA-PUNDARIKA SUTRA

Pertama dikatakan, "Seandainya di antara saluran air, sungai, dan lainnya, maka lautan lah yang paling luas. Demikian juga, diantara seluruh sutra, Saddharma-pundarika sutra adalah sutra yang paling agung dan mendalam."

Kedua, "Diantara seluruh pegunungan, gunung Sumeru adalah yang tertinggi. Demikian juga di antara seluruh sutra, Saddharma-pundarika sutra adalah sutra yang tertinggi."

Ketiga, "Di antara semua bintang-bintang yang jumlahnya sedemikian banyak, rembulan sajalah yang bersinar paling megah. Demikian juga diantara seluruh sutra, Saddharma-pundarika sutra inilah yang paling cemerlang." 

Keempat, " Sinar sang surya dapat menyinari seluruh kegelapan, demikian juga Saddharma-pundarika sutra mampu menyingkirkan segala keberukan."

Kelima, ""Di antara seluruh raja kecil, maka Raja Pemutar Roda Suci adalah yangg teragung. Demikian juga di antara seluruh sutra, Saddharma -pundarika sutra adalah sutra yang termulia."

Keenam, " Di antara dewa dari 33 Surga, Sang Sakra adalah yang maha mulia. Demikian juga dengan Saddharmapundarika-sutra, adalah raja di antara seluruh sutra."

Ketujuh, ""Raja Surga Brahma Sahampati merupakan Bapak dari mereka yang masih berada dalam asuhan maupun yang tidak. Demikian juga Saddharma-pundarika sutra merupakan Bapak dari mereka yang berjiwa Boddhisattva."


Kedelapan, "Di antara orang awam, Srotapana, Sakradagamin, Anagamin dan Arahat, maka Pratekyabuddha lah yang paling terkemuka. Begitu juga dengan Saddharma-pundarika sutra adalah yang terunggul di antara seluruh sutra."

Kesembilan, "Di antara seluruh Sravaka dan Pratekyabuddha, maka Boddhisattva adalah yang paling terkemuka.Demikian juga dengan Saddharma-pundarika sutra merupakan yang paling terkemuka di antara sutra lainnya."

Kesepuluh, "Seperti Buddha yang merajai seluruh Hukum, demikian juga dengan Saddharma-pundarika sutra , merupakan raja dari seluruh sutra lainnya."

(Bab Bhaisyajaraja- Saddharma-pundarika sutra)


12 Gambaran Perbandingan tentang Karunia Manfaat yang dimiliki Saddharma-pundarika sutra.


Pertama, "Seperti kolam yang jernih dan sejuk yang mampu memuaskan dahaga seluruh umat manusia." Kedua, " Seperti orang kedinginan yang mendapatkan perapian." Ketiga, " Seperti orang telanjang yang mendapat pakaian." Keempat, " Seperti rombongan pedagang yang yang mendapatkan pimpinan." Kelima, " Seperti seorang anak yang bertemu ibunya." Keenam, " Seperti seseorang yang ingin menyeberang mendapatkan perahu." Ketujuh, "Seperti orang sakit yang bisa bertemu tabib." Kedelapan, " Seperti orang miskin yang menemukan permata." Kesembilan, " Seperti orang dalam kegelapan mendapatkan pelita." Kesepuluh, "Seperti rakyat yang memiliki raja." Kesebelas, " Seperti pedagang pengadu untung yang mendapatkan kesempatan." Keduabelas, " Seperti obor yang dapat menyirnakan kegelapan."  

(Bab Bhaisyajaraja-Saddharmapundarika-sutra)